
Grup peretasan yang disponsori negara China “Volt Typhoon” telah diidentifikasi oleh Microsoft sebagai bertanggung jawab atas serangan berkelanjutan terhadap infrastruktur siber AS yang kritis.
Para peretas telah menargetkan berbagai industri untuk mengumpulkan intelijen dan mengganggu infrastruktur komunikasi antara Amerika Serikat dan Asia.
Microsoft telah menyarankan organisasi yang terpengaruh untuk menutup atau mengubah kredensial akun yang disusupi dan menyatakan bahwa tujuan utama peretas adalah spionase daripada gangguan langsung.
Dalam penasehat baru-baru ini, Microsoft mengeluarkan peringatan mengenai serangkaian serangan dunia maya pada infrastruktur vital AS yang dilakukan oleh peretas yang disponsori negara China.
Serangan-serangan ini, yang dikaitkan dengan kelompok yang dikenal sebagai “Volt Typhoon”, telah berlangsung sejak pertengahan 2021 dan terutama ditujukan untuk mengumpulkan intelijen. Microsoft menekankan perlunya pelanggan yang terpengaruh untuk segera mengambil tindakan dengan mengubah atau menutup kredensial akun yang disusupi.
Peretas mengeksploitasi kerentanan yang dirahasiakan dalam paket keamanan siber FortiGuard yang banyak digunakan untuk menyusup ke organisasi, mencuri kredensial pengguna, dan berupaya mendapatkan akses tidak sah ke sistem lain.
Alih-alih menyebabkan gangguan langsung, tujuan utama peretas tampaknya adalah spionase jangka panjang dan mempertahankan akses yang tidak terdeteksi. Berbagai sektor penting, termasuk komunikasi, transportasi, industri maritim, dan organisasi pemerintah, terkena dampak serangan tersebut.
Covington and Burling, sebuah firma hukum terkenal, menjadi korban dugaan peretas yang didukung pemerintah China pada tahun 2020, menggarisbawahi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh serangan dunia maya China.
Dalam pernyataan bersama dengan badan intelijen internasional dan domestik, Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) menyoroti risiko konsisten yang ditimbulkan oleh peretas China terhadap kekayaan intelektual Amerika.
Direktur CISA Jen Easterly menekankan sejarah China dalam melakukan operasi siber yang agresif untuk mencuri data berharga dan informasi sensitif dari organisasi di seluruh dunia.
Togel singapore dan togel hongkong sudah pasti udah tidak asing lagi untuk kamu penikmati togel hari ini. Pasalnya togel singapore dan togel hongkong udah berdiri sejak tahun 1990 dan berjalan hingga sekarang. Dulunya permainan menebak angka ini cuma bisa kita jumpai di negara pengembang seperti singapura dan hongkong. Namun berjalannya sementara membawa dampak Togel Sydney menjadi industri perjudian online terbesar di Asia bahkan Indonesia.
Di negara kami sendiri pasaran togel singapore dan togel hongkong sukses duduki peringkat ke satu dan ke dua sebagai pasaran togel online terfavorit dan fair play. Hal ini tidak mengherankan, mengingat hongkong prize hari ini telah berhasil meraih verified berasal dari instansi World Lottery Association (WLA). Hal ini menandahkan bahwa pasara togel hongkong dan togel singapore terlampau aman untuk di jadikan sebagai lapak bermain togel online tiap tiap harinya.
Di jaman teknologi canggih, kini permainan hongkong prize bisa kita mainkan secara gampang. Karena disini para member memadai punya ponsel yang dapat dukungan jaringan internet bagus untuk bisa mengakses dengan website togel online terpercaya yang kini tersebar luas di pencarian google. Dengan bermodalkan ponsel dan jaringan internet bagus tentunya kini para member mampu bersama dengan mudah membeli angka taruhan togel singapore dan togel hongkong.